Pernahkah kalian merasa waktu berlalu begitu cepat? Sekarang, tahun 2024 hampir selesai, padahal rasanya baru kemarin kita melewati awal tahun. Sudah 10 bulan terlewati, dan perasaan baru saja pandemi COVID-19 melanda kita. Tidak terasa, sudah 4 tahun berlalu sejak saat itu. Begitulah waktu—tak mengenal siapa, tak menunggu apa. Semua akan diterobosnya.
Dalam sebuah hadits dari Abu Hurairah RA yang diriwayatkan oleh Musnad Ahmad, Rasulullah SAW bersabda:
“Tidak akan datang kiamat sehingga waktu semakin berdekatan, setahun seperti sebulan, sebulan seperti sejumat, sejumat seperti sehari, sehari seperti sejam, dan sejam terasa hanya sekejap.”
Hadits ini menunjukkan bahwa waktu yang terasa semakin cepat merupakan tanda kiamat yang semakin dekat. Namun, selain tanda tersebut, ada beberapa hal lain yang membuat waktu terasa berlalu begitu cepat. Berikut penjelasannya:
1. Saat Kita Merasa Senang
Ketika sedang senang, sel-sel tubuh kita bekerja lebih aktif dan menghasilkan lebih banyak dopamin, hormon yang membuat kita merasa bahagia. Otak pun menganggap waktu berlalu lebih cepat. Contohnya saat bermain gim atau bercengkerama dengan teman—tanpa sadar, satu atau dua jam berlalu begitu saja. Rasanya, waktu seperti terbang ketika kita menikmati momen-momen tersebut.
2. Seiring Bertambahnya Usia
Semakin dewasa, kita semakin jarang mengalami hal-hal baru yang mudah diingat. Kesibukan juga bertambah, dan rutinitas sehari-hari membuat otak terbiasa dengan hal yang sama. Kita mulai fokus pada hal-hal besar dan masa depan, sehingga detail kecil cenderung terlewatkan. Persepsi kita tentang waktu pun berubah—semakin terasa singkat.
3. Tanda Kiamat
Seperti yang disebutkan dalam hadits di atas, waktu yang terasa semakin cepat adalah salah satu tanda kiamat. Ini adalah pengingat bahwa dunia ini tidak akan berlangsung selamanya, dan waktu kita di dalamnya semakin singkat.
4. Dicabutnya Keberkahan Waktu
Menurut Imam Nawawi, waktu yang terasa singkat merupakan tanda bahwa keberkahan dalam segala sesuatu, termasuk waktu, telah dicabut. Dulu, satu pekerjaan mungkin bisa diselesaikan dalam satu jam; sekarang, pekerjaan yang sama bisa memakan waktu seharian. Mungkin ini pertanda bahwa keberkahan yang dulu kita rasakan perlahan-lahan menghilang.
Para peneliti di Amerika Serikat menyarankan untuk mencari pengalaman baru dan menarik agar waktu terasa lebih lambat. Dengan melakukan hal-hal baru, kita dapat mengisi setiap momen dengan lebih berarti.
Begitulah, waktu terus berlalu—jadi, mari kita gunakan setiap detiknya dengan bijak.
Penulis : Jamalulel
Editor : Yhanik Wahyuning Ismawandari









