30.4 C
Bandar Lor
Rabu, Oktober 1, 2025

Bolehkah Zakat Fitrah untuk Kiai atau Ustadz atas Nama Sabilillah ?

Sebenarnya ini persoalan yang sudah lama, namun masih hangat untuk dibahas. Hampir setiap tahun dipenghujung Bulan Ramadhan pertanyaan semacam ini sering muncul disamping pertanyaan-pertanyaan lain seperti bolehkah zakat fitrah diganti dengan uang? Apa bedanya amil zakat dengan wakil zakat? Apa sudah sah bila zakat diserahkan kepada panitia zakat? Dan lain-lain dan sebagainya. Baik, mari kita bahas yang sesuai dengan judulnya saja, bolehkah zakat fitrah untuk kiai atau ustadz atas nama sabilillah?

Pertama mari kita pahami terlebih dahulu siapa itu Sabilillah?

Makna Sabilillah

إِنَّمَا ٱلصَّدَقَـٰتُ لِلۡفُقَرَاۤءِ وَٱلۡمَسَـٰكِینِ وَٱلۡعَـٰمِلِینَ عَلَیۡهَا وَٱلۡمُؤَلَّفَةِ قُلُوبُهُمۡ وَفِی ٱلرِّقَابِ وَٱلۡغَـٰرِمِینَ وَفِی سَبِیلِ ٱللَّهِ وَٱبۡنِ ٱلسَّبِیلِۖ فَرِیضَةࣰ مِّنَ ٱللَّهِۗ وَٱللَّهُ عَلِیمٌ حَكِیمࣱ

Sesungguhnya zakat itu hanyalah untuk orang-orang fakir, orang miskin, amil zakat, yang dilunakkan hatinya (mualaf), untuk (memerdekakan) hamba sahaya, untuk (membebaskan) orang yang berhutang, untuk (yang berjihad) di jalan Allah dan untuk orang yang sedang dalam perjalanan, sebagai kewajiban dari Allah. Allah Maha Mengetahui, Maha bijaksana. [Surat At-Taubah 60]

Sabilillah yang masuk kategori mustahiq zakat menurut 4 madzhab adalah orang-orang yang berjuang dengan cara berperang di jalan Allah secara sukarela tanpa digaji oleh negara. Ini mengecualikan tentara-tentara yang digaji oleh negara, mereka tidak berhak mendapatkan zakat.

Namun, Imam Qaffal memperluas maknanya, mengartikan Sabilillah dengan “sabililkhoir” (jalan kebaikan). Sehingga tokoh-tokoh agama seperi kiai, ustadz, guru ngaji, guru madrasah masuk dalam kategori ini. Ini pendapat yang sangat lemah dan berseberangan dengan pendapat 4 madzhab yang dianggap juga berbeda dengan ijma’.

Kiai Abdul Wahab Ahmad dalam postingan Facebook-nya mengkritisi hal tersebut : “Jika makna Sabilillah diperluas seperti pendapat imam Qaffal tadi, maka ini bertentangan dengan ayat diatas dimana bunyi awal ayat tersebut dengan lafadz إنما yang artinya “hanya” itu berarti ada batasan dalam penyaluran zakat yang diserahkan hanya kepada 8 golongan saja. Selain itu tidak masuk. Oleh karenanya pendapat ini dinilai lemah. Pun pendapat ini berseberangan dengan pendapat 4 madzhab.
ما خالف المذاهب الأربعة فهو كالمخالف للإجماع

” Pendapat yang berbeda dengan 4 madzhab itu sama halnya berbeda pendapat dengan ijma’.”

Lalu bagaimana?

Tokoh-tokoh agama seperti kiai, ustadz, guru ngaji, guru madrasah dan lain-lain tidak berhak mendapat zakat fitrah atas nama Sabilillah. Mereka-mereka yang berjuang dengan hidup sederhana dan masuk kategori faqir atau miskin itulah yang berhak mendapatkannya. Jadi, kesimpulannya Kiai atau Ustadz berhak menerima zakat fitrah atas nama faqir atau miskin. Bukan Sabilillah. Apalagi kalau tokoh agama itu kaya, jelas tidak berhak menerima zakat fitrah. Wallahu ‘alam.

Penulis : Jamalulel

Editor : Muhammad Afwan

Mungkin Terlewat

Stay Connected

15,334FansSuka
1,332PengikutMengikuti
7,578PelangganBerlangganan
- Advertisement -spot_img

Trending